Rabu, 05 Oktober 2016

Novel : Part 1

        Nata lelah dengan semua pertengkaran ini, ia hanya bisa menarik nafas panjang dan menghembuskannya, Breathe, ia tidak bisa melakukan apa-apa selain berusaha sabar. Pertengkaran adalah salah satu alasan kenapa ia langsung menjejalkan earphone/headset di telinganya, sebab ia tidak ingin mendengar pertengkaran tersebut, sebab ia lelah dan jijik, sudah cukup baginya. Kita lahir ke dunia ini hanya dengan 2 pilihan, yaitu bertahan hidup (survive) atau mati. Jika kita tidak bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar kita, kondisi yang tengah kita alami, maka kita akan mati, itu berlaku untuk semua makhluk hidup, bukan hanya hewan atau tumbuhan, tapi manusia juga. Itulah kenapa Nata menyukai lagu Lee Hi, Breathe, sebab menggambarkan dengan jelas perasaannya, seperti liriknya yang berbunyi ... hembuskanlah napas sampai dadamu terasa sedikit sakit ... hembusan napas itu, bagaimana aku bisa mengerti? Tapi sungguh kau sudah berusaha keras dan melakukan yang terbaik. Iya, orang mana akan mengerti atau tahu apa arti hembusan napas seseorang? Itu berarti hidupnya, nyawanya, dan bisa juga sebagai tanda lelah, capek, atau sesuatu yang berat sedang terjadi padanya. 
          4 Oktober 2014, pertengkaran itu terjadi lagi, hanya dipicu masalah sepele sebenarnya. Nata lelah dengan keluarganya, ia tidak mengerti lagi apa yang harus ia lakukan. Keluarganya adalah cobaan terberat baginya dan bukankah katanya, Pak Ustadz juga pernah berkata bahwa, Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuan hambanya. Seperti dalam Q.S Al-Baqarah ayat 286 : "Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. ..." Tapi entah kenapa, Nata merasa ini di luar batas kesangguppannya, ia tidak tahu lagi harus bagaimana mengenai masalah ini, seperti ia sudah kehilangan harapan. Tapi Nata berusaha bersikap positif dan terus mempercayai Tuhan, Inshaallah ada jalan keluar dalam masalah ini. Entah ia yang mati atau orang itu yang mati, ia pasrah pada Tuhan. Pernahkah kau membenci seseorang? Pernahkah kau membenci orang itu sampai tidak ingin lagi melihatnya atau bertemu dengannya, sampai ia lenyap dari pandanganmu? Itu yang Nata rasakan, belum pernah ia merasa sebenci itu pada apapun sebelumnya, selain pada orang ini, orang yang entah bisa dikatakan manusia atau bukan. Nata berharap orang itu mati, hilang dari pandangannya selama-lamanya, ia tidak sudi mengakui orang seperti itu sebagai saudaranya. Nata bahkan berharap dan membayangkan beberapa skenario mengenai kematian orang tersebut. Ia berharap orang itu pergi dan tidak pernah kembali lagi, entah dia ditabrak truk, mengalami kecelakaan, atau kecelakaan beruntun yang langsung menewaskannya seketika, tubuhnya terseret-seret, dan tidak pernah ditemukan atau dia masuk jurang atau sungai, itu akan baik sekali, kita tidak perlu repot mengurusnya. Atau dia dibegal atau apapun itu, yang penting dia tidak pernah kembali ke rumah ini dalam keadaan selamat. Atau, Nata berpikir sejenak, andai ia punya kekuatan seperti Harry Potter, ia akan melancarkan serangan Kutukan Tak Termaafkan pada orang tersebut. Imperius, Cruciatus, dan Avada Kedavra. Ia akan menyiksa orang itu terlebih dahulu dengan kutukan Imperio, akan melakukan hal-hal konyol sebelum kematiannya dan menyiksanya dengan kutukan cruciatus, "Crucio!", dan untuk final-nya ia mempersembahkan Avada Kedavra. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar